DMI.OR.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Dr. (HC.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, mengutuk keras aksi teror para pelaku penembakan di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood, Kota Christcurch, Selandia Baru. Wapres juga mendo’akan 50 syuhada yang menjadi korban teror saat melaksanakan ibadah sholat Jumat pada Jumat (15/3) siang.
“Kita, di samping tentu kita doakan, juga mengutuk. Itu pelakunya yang menurut kabar tidak beberapa orang, mungkin 4 orang. Berarti, ini suatu upaya yang sangat terorganisir, sangat direncanakan dengan baik. Apalagi dia membawa kamera sendiri, live streaming,” tutur Wapres Kalla pada Jumat (15/3), seperti dikutip dari laman https://news.detik.com/.
Wapres Kalla yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu pun merasa terkejut. Pasalnya, selama ini Selandia Baru dikenal sebagai negara yang aman dan damai.
“Selama ini, Selandia Baru (dikenal) negara yang aman dan hangat. Saya dua kali salat di masjid di sana sangat baik, sangat terbuka. Pemerintah dan masyarakat tidak ada unsur-unsur diskriminatif di sana,” jelasnya.
Wapres Kalla pun telah memerintahkan Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Wellington, Selandia Baru, untuk terus mencari kabar tentang tiga orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang hingga kini (15/3) belum bisa dihubungi. Apalagi ketiganya berada di dalam masjid saat penembakan terjadi. Ia juga mengimbau WNI untuk berhati-hati.
“Ya berhati-hatilah. Ya hati-hati karena itu negara yang selalu aman, selalu dikatakan aman. Dan justru dikatakan sangat Islami karena hubungan antara manusia paling baik,” ungkapnya.
Seperti dikutip dari laman http://mediaindonesia.com/, Wapres Kalla juga merasa sedih dan menyampaikan duka cita mendalam terhadap umat Islam yang menjadi korban teror masjid di Selandia Baru.
“Pemerintah Indonesia dan saya pribadi yang juga merupakan ketua DMI merasa sangat sedih atas peristiwa yang terjadi di New Zeland, yang mana berdasarkan informasi saat ini, ada 40 orang yang meninggal atas penembakan yang dilakukan di dua masjid,” ujarnya.
Aksi teror dalam bentuk penembakan terhadap jamaah masjid saat hendak sholat Jumat ini dilakukan oleh Brenton Tarrant (28 tahun). Ia adalah warga negara Australia yang berpandangan ekstrim, mendukung supremasi warga kulit putih, menentang keras fenomena imigran asing, mengidap Islamophobia, dan anti Islam.
Seperti dikutip dari laman https://regional.kompas.com, terdapat seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang wafat akibat serangan teror di dua masjid itu, yakni almarhum Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid. Ia adalah seorang alumni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang, Banten, tahun 1983.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani