DMI.OR.ID, JAKARTA – Innalillahi wa Innalillahi Rooji’un, Wakil Presiden RI, DR. H. Muhammad Jusuf Kalla, menyatakan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas musibah jatuhnya alat berat crane di Masjidil Haram, Makkah, pada Jum’at (11/9) petang, pukul 17.30 waktu setempat.
Wapres Kalla yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyatakan hal itu pada Sabtu (12/9), seperti dinyatakan oleh Juru Bicara (Jubir) Wapres, Husain Abdullah.
“Wakil Presiden RI, M. Jusuf Kalla, menyampaikan turut berduka cita atas musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram,bersamaan dengan badai pasir, dan mendoakan korban sebagai syahid tamu Allah SWT,” tutur Husein pada Sabtu (12/9), seperti dikutip dari laman www.republika.co.id.
Bagi Wapres Kalla, lanjut Husein, musibah yang menimpa ummat Islam merupakan ujian dan selalu memiliki hikmah. Musibah juga mengandung arti peringatan agar ummat Islam kembali hidup dalam kondisi damai sebagai sesama saudara.
Seperti dilansir kantor berita Antara dari Televisi Al-Arabiya, peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram itu terjadi akibat hujan lebat, angin kencang dan topan pasir dahsyat yang melanda kota suci Makkah pada Jum’at (11/9) sore.
Tepatnya, hanya satu jam setelah Departemen Pertahanan Sipil Saudi mencuit di Twitter bahwa Mekkah sedang mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Cuaca ekstrim seperti hujan lebat dan angin kencang juga melanda Saudi sejak beberapa hari terakhir.
Akibat musibah ini, sedikitnya 107 calhaj dari berbagai negara, termasuk tujuh orang calhaj asal Indonesia, telah meninggal dunia dan 283 calhaj lainnya mengalami luka-luka, baik luka ringan maupun luka berat, termasuk 35 orang calhaj asal Indonesia.
Seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, www.haji.kemenag.go.id, terdapat tujuh orang calon jama’ah haji (calhaj) asal Indonesia yang terferivikasi telah meninggal dunia akibat musibah rubuhnya crane di Masjidil Haram.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Panitia Penyeenggara Ibadah Haji (PPIH) Saudi Arabia, H. Arsyad Hidayat, menyatakan kelima jenazah yang baru terverifikasi meninggal dunia (sebelumnya hanya dua calhaj), yakni:
- Almarhumah (Almh). Painem Dailo Abdullah dari Kelompok Terbang (Kloter) Medan (MES 08), perempuan;
- Saparini Baharuddin Abdulah dari kloter Medan (MES 08), perempuan;
- Almh. Nurhayati Rasad Usman dari kloter Padang (PDG 04), perempuan;
- Alm. Ferry Mauludin Arifin dari kloter Jakarta-Bekasi (JKS 12), laki-laki;
- Adang Joppy Lili dari kloter JKS 16, laki-laki.
“Lima calhaj asal Indonesia yang wafat itu terferivikasi setelah tim Daker Mekkah mendatangi pemmulasaran jenazah di Al-Muaisin, Makkah. Maktab juga sedang mengurus sertifikasi kematian (COD) kelima jenazah itu. Namun, ada tujuh saksi yang turut menyaksikan jenazah di pemulasaran,” jelas Arsyad.
Menurutnya, empat nama baru yang jenazahnya terverifikasi di pemulasaran jenazah itu merupakan jama’ah yang selama ini dikabarkan meninggal dunia. “Ada juga satu nama baru,” paparnya.
Sebagian anggota keluarga almarhum pun, ucapnya, telah berhasil dihubungi dan Daker Mekkah telah berkomunikasi dengan mereka. Namun, sebagian anggota keluarga belum berhasil dihubungi karena keterbatasan akses kepada keluarga.
“Pemerintah RI menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya tujuh calhaj asal Indonesia korban terjungkalnya crane di Masjidil Haram itu. Semoga amal ibadahmereka diterima oleh Allah SWT, dan keluarga mendapat kesebaran, serta kita semua mendapatkan hikmahnya,” harapnya.
Sebelumnya, dalam rilis yang diterima DMI.OR.ID pada Sabtu (12/9) pagi, dari Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH, H. Mawari Edy, sesuai dengan data pada Pukul 22.20 Waktu Saudi Arabia (WSA), Jum’at (11/9) malam, terdapat dua orang calhaj asal Indonesia yang meninggal dunia.
Kedua calhaj asal Indonesia yang meninggal dunia itu bernama Almh. Masnauli Sijuadil Hasibuan (59 tahun), wanita, dengan nomor passport: B1061545, kelompok terbang (kloter) MES-09; serta Almh. Iti Rasti binti Darmini (57 tahun), wanita, dengan nomor passport: B-0716645, kloter: JKS-23.
Sementara Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Anis, M.Met, juga turut berduka cita atas musibah jatuhnya crane di kompleks Masjidil Haram yang telah menyebabkan sedikitnya tujuh calhaj asal Indonesia wafat.
“Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa mereka (almarhum) dan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya. Bagi mereka yang sakit karena luka-luka, semoga Allah sembuhkan dengan segera, amin,” tutur Prof. Anis dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID, Sabtu (12/9) pagi.
Menurutnya, hikmah dan pelajaran dari musibah ini yakni Allah SWT ingin memberikan pendidikan-Nya kepada kita akan besarnya kekuasaan Allah, dengan mengganti dari panas teriknya matahari menjadi dinginnya butiran-butiran es dalam waktu yang singkat.
“Allah takdirkan kebaikan bagi yang meninggal dalam peristiwa jatuhnya alat berat crane pada Jum’at (11/9) kemarin dalam Safar ibadah haji, di bulan Haram yang dimuliakan Allah, di Baitullah al-Haram dan di hari Jum’at yang penuh berkah, dalam keadaan thawaf dan beribadah kepada Allah SWT. Sungguh kematian yang penuh nikmat, seindah-indahnya kematian,” ungkapnya.
Pernyataan senada diungkapkan Ketua PP DMI bidang Sarana, Hukum, dan Waqaf, Ustadz Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, dalam ungkapan do’a menanggapi musibah jatuhnya alat berat crane di Masjidil Haram itu, melalui rilisnya kepada DMI.OR.ID, Sabtu (12/9) pagi.
“Ampunilah dosa kami, jangan berikan beban kepada kami yang kami tidak kuasa memikulnya, tunjukkanlah kepada kami jalan shiratal mustaqim, yakni jalannya orang-orang yang Paduka (Allah SWT) beri nikmat, bukan jalannya orang-orang yang Paduka murkai dan orang-orang yang sesat,” tuturnya padaSabtu (12/9) pagi.
Ya Allah SWT, lanjutnya, sungguh kami belum sanggup memaknai musibah yang terjadi di Suriah, di Yaman, dan kini di Masjidil Haram. “Sungguh kami malu gelombang pengungsi mencari keselamatan hidup ke Eropa, sementara dunia Arab terus bertikai,” paparnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani