DMI.OR.ID, PEKANBARU – Negara tidak akan pernah maju tanpa akal sehat. Tanpa inovasi, suatu bangsa akan terbelakang dan tanpa semangat persatuan, masyarakat Indonesia akan berakhir. Sebagai insan akademis, mahasiswa harus mendahulukan akal sehat daripada kemarahan dan marah-marah.
Seperti dikutip dari laman www.republika.co.id, Wakil Presiden (Wapres) RI, DR. H. Muhammad Jusuf Kalla, menyatakan hal itu dalam sambutannya saat membuka Kongres XXIX Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Labersa Hotel, Pekanbaru, Riau, pada Ahad (22/11).
“Sebagai insan akademis, mahasiswa harus mendahalukan dan menggunakan logikanya dalam berperlikau dan bertindak, bukan mendahulukan kemarahan dan marah-marah. Jadi, mahasiswa dapat mencapai cita-cita untuk mempersatukan bangsa dan mencapai kemakmuran masyarakat,” tutur Wapres Kalla yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Wapres Kalla pun meminta kader-kader HMI untuk tidak merusak dan bertindak anarki sehingga merugikan masyarakat. Kader-kader HMI harus mendahulukan akal sehat karena tanpa itu kita tidak ada di sini.
“Tanpa akal sehat, negara tidak akan maju. Tanpa inovasi, suatu bangsa akan terbelakang, dan tanpa semangat persatuan, masyarakat ini akan selesai. Itulah yang mendasari anda semua masuk HMI,” papar Wapres Kalla yang juga alumni HMI itu.
Menurutnya, ciri khas kader-kader HMI ialah mendahulukan pikiran, inovasi dan persatuan bangsa. “Kader-kader HMI harus memajuan bangsa dengan lebih mengutamakan pikiran dan menciptakan inovasi,” ucapnya.
Kongres XXIX HMI ini mengambil tema Strategi Kebudayaan HMI untuk Indonesia Berkedaulatan dan dihadiri oleh lebih dari 2.000 peserta kongres dari seluruh Indonesia. Kongres HMI ini juga menghabiskan dana sekitar Rp 7 miliar, dengan rincian dana hibah sebesar Rp 3 miliar dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
Sisanya berasal dari Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN), pihak swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani