DMI.OR.ID, SITUBONDO – Tujuan utama kegiatan Muhibah Umat Ke-10 yang diselengarakan oleh Kepolisian Resort (Polres) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Situbondo ialah meneguhkan kembali paham keagamaan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah hingga ke daerah-daerah terpencil.
Tujuan lainnya ialah membentengi akidah ummat dari paham radikalisme dan paham menyimpang lainnya.
Ketua Pimpinan Daerah (PD) DMI Kabupaten Situbondo, KH. Raden Abdullah Faqih Gufron, menyatakan hal itu pada Sabtu (25/2), sekitar Pukul 09:0 WIB, dalam sambutannya saat melepas secara resmi 105 rombongan peserta Muhibah Umat Ke-10.
“Muhibah Umat Ke-10 ini adalah kegiatan menyapa umat yang menjadi kegiatan rutin syiar agama. Sasaran utama kegiatan ini adalah daerah-daerah terpencil guna meneguhkan kembali paham keagamaan Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja),” tutur Kyai Abdullah Faqih pada Sabtu (25/2), seperti dikutip dari laman https://www.serambimata.com
Muhibah ummat ini, lanjutnya, juga bertujuan untuk membentengi akidah umat dari paham radikalisme dan paham menyimpang lainnya.
Menurutnya, sangat tepat kalau DMI Situbondo menggandeng aparat kepolisian sembari mensosialisikan program keamanan dan ketertiban nasional (kamtibnas) di tengah-tengah masyarakat di daerah terpencil.
Peenyataan senada diungkapkan Kepala Polres Situbondo, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) H. Sigit Dany Setiyono, S.H., S.I.K., M.Sc (Eng)., dalam sambutannya pada Sabtu (25/2) pagi, dalam acara ini.
“Saya beesyukur dapat mengikuti kegiatan Muhibah Ummat yang pernuh erkah dan mampu menghadirkan ajaran Rasulullah SAW, bukan hanya di dalam diri masing-masing, namun juga di tengah-tengah masyarakat,” tutur Kapolres Situbondo.
Kegiatan ini, lanjutnya, merupakan bentuk sinergitas antara Kepolisian RI (Polri) berama para ulama dalam rangka memberikan pencerahan kepada masyarakat. “Khususnya terhadap ancaan-ancaman nyata seperti narkoba dan miniuman keras (miras), swrta paham radikalisme,” paparnya.
Jajaran Polres Situbondo pun siap mendukung kegiatan Muhibah Umat ke-10. “Saya sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini serta berterima kasih kepada semua pihak, khusunya para ulama da kyai, yang telah mendukng program Polri,” ungkapnya.
Dengan keyakinan beribadah kepada Allah SWT, imbuhnya, semoga kegiatan ini menjadi amal ibadah kita bersama.
Turut hadir dalam acara ini Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo, KH. Raden Ahmad Azaim Ibrahimi. Adapun rombongan peserta terdiri dari polisi, ulama, tokoh agama, santri, organisai pemuda Satria, dan Bantuan Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU).
Setelah upacara pelepasan, para peserta bersama-sama menuju Pantai Sidodadi di Desa Sumberwaru dengan kendaraan roda empat. Lalu berlanjut dengan penyeberangan laut selama dua jam menuju ujung timur pedukuhan Merah, Se Macan. Perjalanan ini ditempuh selama dua jam dengan menggunakan perahu.
Akhirnya seluruh rombongan peserta tiba di lokasi se Macan sekitar pukul 02.00 WIB. Kegiatan Muhibah dimulai dari daerah ini dengan menemui warga setempat secara langsung, termasuk Kyai Abdullah Faqih, Kyai Ahma Azaim, dan AKBP Sigit.
Mereka juga mengunjungi enam buah masjid yang tersebar di Dusun Merak, Sidodadi, Sopet, Bindung, danMasjid Jami’ Ibrahimi. Masjid Jami’ Ibrahimi ini menjadi tempat penutupan Muhibah Umat Ke-10. Adapun jarak antar masjid bica mencapai puluhan kilometer, namun rombongan tetap menempuhnya dengan berjalan kaki.
Beragam kegiatan sosial dan ibadah juga menyemarakkan kegiatan ini, misalnya acara pengajian, pembinaan kemasjidan, penyuluhan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), pengobatan gratis, khitanan massal, dan penyerahan bantuan untuk masjid, serta pemberian santunan kepada kaum dhu’afa dan faqir miskin.
Kegiatan ini berakhir di masjid Jami’ Ibrahimy, Sukorejo dan ditutup secara resmi oleh KH, Raden Ahmad Azaim Ibrahimy pada Ahad (26/2), sekitar pukul 22.00 WIB, dengan dihadiri sebagian santri dan masyarakat desa Sukorejo.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani