DMI.OR.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, menyampaikan taushiyahnya dalam acara Taushiyah Shubuh Berjamaah pada Sabtu (7/4) pagi, usai mengikuti shalat shubuh berjama’ah di Masjid Agung Al-Azhar, Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Seperti dikutip dari laman www.republika.co.id, kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Milad ke-66 YPI Al Azhar dengan tema Membangun Insan Gemilang Kebanggaan Bangsa.
Dua pembicara lainnya ialah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Dr. (H.C.) Zulkifli Hasan, S.E., M.M. dan Pembina YPI Al Azhar, Prof. H. Jimly Asshiddique, S.H., M.H., Ph.D., yang juga Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat (MPP) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Dalam paparannya, H. Muhammad Jusuf Kalla yang juga Wakil Presiden (Wapres) Ri itu menyatakan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi perdamaian, dan bangsa Indonesia hingga kini mampu memelihara perdamaian itu.
“Islam di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, ialah agama yang membawa nilai-nilai perdamaian. Hal ini sangat berbeda dengan negara-negara di Timur Tengah yang kini dilanda konflik berkepanjangan,” tutur Wapres Kalla dalam taushiyahnya pada Sabtu (7/4) pagi.
Negara-negara luar, lanjutnya, melihat Indonesia sebagai negara yang berhasil memelihara perdamaian. Banyak dari mereka yang ingin belajar tentang perdamaian di Indonesia. “Hal ini dapat dilihat dari berbagai perseoalan besar yang dihadapi masyarakat, namun dapat diselesaikan secara damai,” imbuhnya.
“Makanya kita harus menjadi umat wasatiyyah (moderat), pikirannya, tingkahnya dan bagaimana menjaga tingkat keagamaan tinggi yang baik,” tutur Wapres Kalla yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat itu.
Menurutnya,situasi di Indonesia dan Timur Tengah berbeda karena sejarah penyebaran Islam yang tidak sama. Di Indonesia, Islam dibawa oleh para pedagang yang sekaligus ulama. “Para pedagang mempunyai sikap lembut agar dagangan mereka dibeli oleh orang. Di saat bersamaan, mereka juga berperan sebagai pendakwah,” ungkapnya.
Wapres Kalla pun bersyukur karena sikap lembut para pebawa agama Islam ke Kepulauan Nusantara itu terus terbawa hingga kini. Namun kondisi berbeda terlihat di Timur Tengah. Di sana, agama Islam kerap kali tersebar melalui perperangan. “Perbedaan akar sejarah itulah yang membedakan (kondisi) Islam di Indonesia dengan di Timur Tengah,” ujarnya.
Dalam acara ini, Ketua Umum PP DMI itu pun berharap agar para da’i , khatib, dan pendakwah mampu menjaga sikap keagamaan mereka secara tidak berlebihan. “Meskipun terdapat perbedaan, namun jangan berlebihan dalam menyikapi perbedaan itu,” paparnya.
Di akhir taushiyahnya, Wapres Kalla berpesan agar para da’i, dan khatib masjid tetap berhati-hati dalam menyampaikan tausiyah kepada masyarakat. “Jangan sampai kepercayaan masyarakat berkurang,” harapnya.
Seperti dikutip dari laman http://www.suara-islam.com, Wapres Kalla beserta isteri, Dra. Hj. Mufidah Jusuf Kalla, beserta Ketua MPR RI, H. Zulkifli Hasan, tiba di ruang utam masjid pada Pukul 04;38 WIB, bertepatan dengan selesainya azan Shubuh. Kemudian rombongan bersama-sama menunaikan shalat sunnah qabliyah shubuh dua rakaat.
Setelah itu, iqamat pun berkumandang, lalu seluruh rombongan dan para hadirin mengikuti shalat shubuh berjama’ah di Masjid Agung Al Azhar.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani