Rencana penerbitan buku tentang masjid di mata generasi muda disambut baik oleh tokoh senior Nahdhatul Ulama, KH. Ahmad Bagja. Menurutnya, selama ini generasi muda dan perempuan adalah dua kelompok jamaah masjid yang saat ini belum diperhatikan dengan baik. Karena itu setiap usaha untuk mengajak lebih banyak generasi muda untuk aktif di masjid, perlu didukung.
Demikian disampaikan Kiai Bagja dalam diskusi bertajuk “Masjid 4.0: Generasi Muda Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid.” Acara digelar di Kantor PP DMI, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/9/2018) siang.
“Selama ini masyarakat sekitar masjid belum dilibatkan dalam pengelolaan masjid, misalnya dalam penentuan tema ceramah dan pengajian. Ke depan, pengurus masjid harus lebih mau mendengar,” lanjutnya.
Namun demikian, Kiai Bagja berpesan, agar aspirasi generasi muda untuk melakukan perubahan dalam pengelolaan masjid, tetap memperhatikan tradisi baik yang sudah ada.
“Tantangannya perubahan itu, harus tetap mau memperhatikan tradisi. Karena kontinuitas itu penting. Kontinuitas dijamin oleh aktivitas, dan aktivitas harus memiliki prioritas,” lanjutnya.
Dalam menerapkan perubahan, menurutnya, harus digunakan kaidah: almuhafadzatu ‘ala qadimis shalih, wal akhdzu bil jadidil ashlah. Yaitu, mempertahankan yang baik dari tradisi, dan menerima hal baru yang lebih baik.
Pada kesempatan yang sama Ketua Departemen Kaderisasi Pemuda DMI, M. Arief Rosyid Hasan mengaku berterima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh Kiai Bagja.
“Buku ini adalah inisiatif generasi muda dalam menerjemahkan visi DMI, yaitu memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid,” katanya.
Istilah Masjid 4.0, kata Arief, tetap mengacu pada pengelolaan masjid di masa Rasulullah, namun diberikan pengayaan teknologi yang bersifat mendukung fungsi masjid.
“Masjid 4.0 adalah tawaran untuk memanfaatkan perkembangan teknologi dan perubahan sosial, dalam rangka mewujudkan misi utamanya untuk memakmurkan masjid dan jamaah masjid,” lanjut Arief.
Diskusi juga dihadiri oleh beberapa pengurus PP DMI dan perwakilan remaja masjid Sunda Kelapa, masjid Cut Meuthia, dan masjid Al-Amin. Hasil diskusi akan menjadi bahan tambahan dalam penyusunan buku tersebut.