DMI.OR.ID, JAKARTA – Dua organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, ternyata memiliki perbedaan mendasar yang menjadi ciri khas sekaligus kelebihan masing-masing.
Wakil Presiden (Wapres) RI, DR. Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), memaparkan perbedaan mendasar itu pada Selasa (28/6). Tepatnya ketika menjadi moderator dalam acara Buka Puasa Bersama Wapres dengan ormas-ormas Islam dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Istana Wapres, Jakarta.
“Sistem manajemen di NU seperti franchise, dimana kiai-kiai memiliki pesantren sendiri-sendiri, tetapi semuanya mengaku bagian dari NU. Pesantren NU pun ada dimana-mana. Sistem ini termasuk yang unggul di dunia,” canda Wapres Kalla saat menjadi moderator.
Adapun di Muhammadiyah, lanjutnya, sistem manajemennya seperti Holding Company yang memiliki direktur-direktur dan manajer-manajer. Setiap lembaga pendidikan dan amal usaha di lingkungan Muhammadiyah dimiliki dan dikelola oleh organisasi, bukan perorangan.
“Sistem manajemen franchise maupun holding company sama-sama unggul di dunia ini, jadi harus dipertahankan oleh NU dan Muhammadiyah,” ujar Wapres Kalla yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat ini.
Dalam acara ini, turut hadir Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat (MPP) ICMI, Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag., dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, DR. KH. Makruf Amin, yang juga Rais A’am Syuriah Pengurus Besar NU (PBNU).
Hadir pula Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), H. Said Aldi Al Idrus, S.E., dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dr. Sofyan A. Djalil, S.H., M.A., M.A.L.D. yang juga Ketua PP DMI.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani