DMI.OR.ID, MAKKAH – Pemimpin tertinggi Kerajaan Saudi Arabia, Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud, langsung menginstruksikan evaluasi dan tinjauan ulang terhadap sistem dan tata kelola jama’ah haji pasca tragedi Mina, Kamis (24/9), yang menyebabkan sedikitnya 717 jama’ah haji meninggal dunia dan 863 jama’ah lainnya luka-luka.
“Harus ada perbaikan pada pola pengorganisasian dan manajemen pergerakan para jamaah haji. Pemerintah akan membentuk komisi investigasi terhadap Sistem Keselamatan Haji,” tutur Raja Salman pada Jum’at (25/9), seperti dikutip laman www.republika.co.id dari situs British Broadcasting Channel (BBC).
Tragedi Mina dan jatuhnya alat berat Crane di Masjidi Haram, Saudi Arabia, yang telah menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa ini menjadi catatan penting bagi Raja Salman bin Abdul Aziz dalam melayani para tamu Allah yang sedang menunaikan ibadah haji 1437 Hijriah.
Sementara Menteri Kesehatan (Menkes) Arab Saudi, Khalid al Falih, menyatakan Musibah Mina terjadi karena banyaknya jama’ah haji yang tidak memperhatikan jadwal atau waktu pelaksanaan rukun haji.
“Pihak berwenang (otoritas pemerintah) telah membuat jadwal waktu giliran pelaksanaan rukun haji untuk menghindari terjadinya musibah,” tegasnya.
Dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID, Jum’at (25/9) pagi, dari Makkah, Saudi Arabia, Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Drs. H. Slamet Effendy Yusuf, M.Si., menyatakan hingga saat ini, sudah dua orang jama’ah haji asal Indonesia yang syahid dan telah terdentifikasi, sedangkan seorang lagi belum dapat teridentifikasi karena tidak ada gelang jama’ah Indonesia.
“Jama’ah haji asal Indonesia yang syahid yakni almarhum Hamid Atwi Tarji Rofia (51 tahun), laki-laki, lahir di Probolinggo, 3 Mei 1964, kelompok terbang (kloter) SUB 48, Maktab 2, dengan nomor paspor B1467965 dan beralamat di Dusun Timur II, RT 19, RW 04, Kelurahan Muneng Kidul, Kecamatan Sumber Asih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur,” tutur Kiai Slamet pada Jum’at (25/9) pagi.
Jama’ah lain yang syahid, lanjutnya, yakni almarhumah Busyaiyah Sahrel Abdul Gafar (50 tahun), wanita, lahir di Teluk Durian, 21 Maret 1965, kloter BTH14, Maktab 1, dengan nomor paspor A2708446 dan beralamat di Jalan Muhamad Hambali No. 6, Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Sebelumnya, dalam rilis yang diterima DMI.OR.ID pada Kamis (24/9), Juru bicara Kemeterian Luar Negeri (Kemenlu), Arrmanatha Nasir, menyatakan bahwa musibah ini terjadi di jalan menuju tempat melontarjumrah diantara tenda-tenda di Mina.
“Awal kejadian karena ada sekelompok jama’ah yang tiba-tiba berhenti sehingga menyebabkan penumpukan dan desak-desakan antar jama’ah. Kejadian ini terjadi sekitar Pukul 07.00 waktu setempat,” tutur Arrmanatha.
Menurutnya, sebagian besar korban adalah jama’ah haji dari Mesir dan negara-negara Afrika lainnya. “Pasalnya, jalur ini (Jalur 204) bukan merupakan jalur yang biasa digunakan oleh jama’ah asal Indonesia (Jalur King Fahd) untuk menuju tempat melontarkan jumrah,” paparnya.
Saat ini, lanjutnya, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah dan Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) RI di Riyadh, Kerajaan Saudi Arabia (KSA), sudah berada di lokasi musibah dan akan membantu mengecek ke Rumah Sakit (RS) Mina.
“Hal ini penting untuk mengetahui ada atau tidaknya korban jama’ah haji Warga Negara Indonesia (WNI),” jelasnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani