DMI.OR.ID., BOGOR – Presiden Republik Indonesia (RI), Ir H. Joko Widodo, mengajak para ulama dan cendekiawan Muslim dunia untuk mengembangkan gerakan wasathiyyah Islam menjadi gerakan yang mendunia.
“Harapannya, gerakan wasathjyyah Islam yang mendunia, dapat menginspirasi pemimpin dan umat Islam untuk tetap teguh pada jalur moderasi Islam,” tutur Presiden Joko Widodo pada Selasa (1/5) pagi di Istana Bogor, Kkta Bogor, Jawa Barat, seperti dikutip dari hasil ketik cepat Jurnalis detik.com yang diterima dmi.or.id.
Tepatnya, saat memberikan sambutan dalam pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Cendekiawan Muslim Dunia Tentang Islam Wasathiyah atau High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasathiyyat Islam pada Selasa (1/5) pagi.
“Saya meyakini, masih banyak yang dibahas dan disepakati dalam forum konsultasi ini. Kita harus mengembangkan gerakan wasathiyyah Islam sebagai gerakan yang mendunia dan dapat menginspirasi pemimpin dan umat Islam untuk tetap teguh pada jalur moderasi islam,” paparnya.
Presiden Joko Widodo pun menegaskan bahwa keberagaman yang ada di Indonesia merupakan anugerah dari Allah Subhanahu Wata’ala (SWT) yang harus kita syukuri. “Keberagaman merupakan sumber kekuatan yang membuat kami menjadi bangsa yang kuat. Namun sebagai bangsa yang majemuk, kami tidak boleh lengah sedikit pun,” imbuhnya.
Menurutnya, bangsa Indonesia patut bersyukur dengan kondisi keberagaman yang ada di Indonesia dengan senantiasa menjaga persaudaraan, toleransi, perdamaian, dan persatuan Indonesia.
“Apalagi bangsa Indonesia memiliki dasar negara pancasila dan bhinneka tunggal ika, unity in diversity, sehingga kita perlu mengutamakan musyawarah dan toleransi terhadap berbagai kepercayaan yang ada,” jelasnya.
Kondisi ini, lanjutnya, dapat membawa kebaikan sosial dan mewujudkan perdamaian abadi. “Saya meyakini bapak dan ibu hadir d sini sepehaman dengan kami. Islam merupakan agama rahmatan lil alamin , menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta,” ucapnya.
Presiden Joko Widdo pun memperkenalkan profil keberagaman Indonesia kepada seluruh peserta dan narasumber yang hadir dalam KTT Cendekiawan Muslim Dunia Tentang Islam Wasathiyah.
“Indonesia merupakan negara demokrasi dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Rakyat kami yang beragama Islam ada 210 juta dari total 260 juta penduduk. Ada 714 etnis, dan ada 1100 lebih bahasa lokal. Mereka hidup tersebar di 17 ribu pulau. Kami hidup dalam keberagaman, beragam suku dan beragam budaya,” ungkap Presiden Joko Widodo dengan bangga.
Konsultasi Tingkat Tinggi ini diselenggarakan oleh Kantor Utusuan Khusus Presiden (UKP) RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (DKAAP). Acara ini berlangsung pada Selasa (1/5) hingga Kamis (3/5) dan berlangsung di Hotel Novotel, kota Bogor.
Berdasarkan jadwal acara yang diterima DMI.OR.ID, kegiatan ini menghadirkan Imam Besar (Grand Syeikh) Al Azhar, Prof. Dr. H. Ahmad Muhammad Ath-Thayyib, selaku narasumber dan pembicara utama dalam Konsultasi Tingkat Tinggi ini.
Pembicara utama lainnya ialah UKP RI untuk DKAAP, Prof. Dr. H. Muhammad Siradjuddin Syamsuddin, M.A., yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Hadir pula Presiden Forum Promosi Perdamaian Masyarakat Muslim, Prof. Dr. Abdullah bin Bayyah, yang juga Presiden Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID., usai acara pembukaan KTT Islam Wasathiyyah, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh ulama dan cendekiawan Muslim yang hadir untuk mendirikan sholat dzuhur berjama’ah di Masjid Jami’ Baitussalam, Istana Bogor. Para ulama dan cendekiawan Muslim itu terdiri dari 50 peserta asal Indonesia dan 50 peserta dari negara-negara lainnya,
Adapun sholat dzuhur berjama’ah dipimpin oleh Imam Masjidil Haram, Saleh Abdullah M. bin Himeid, yang juga hadir dalam Konsultasi Tingkat Tinggi ini. Usai sholat dzuhur, Presiden Jokowi lalu mengajak seluruh peserta konsultasi tingkat tinggi itu untuk santap siang bersama di Green Garden Cafe, Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat.
Presiden Joko Widodo terlihat hadir dengan didampingi oleh Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Dra. Hj. Puan Maharani, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Hj. Retno Lestari Priansari Marsudi, S.I.P., L.L.M., Menteri Agama (Menag) RI, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prof. Dr. Drs. H. Pratikno, M.Soc.Sc.
Hadir pula Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, M.A., serta sejumlah cendekiawan Muslim Indonesia, yakni Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, M.A., dan Prof. Dr. H. Komaruddin Hidayat
Seperti dikutip dari laman www.antaranews.com, Konsultasi Tingkat Tinggi ini secara khusus dihadiri oleh Wakil Presiden (Wapres) Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga, Dr. Masoumeh Ebtekar. Pasca pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo, Wapres Iran langsung menghadiri Pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi di Istana Kepresidenan Bogor.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani