Dalam acara Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) di Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan, yang berlangsung secara meriah, saya bersama Ustaz Valentino Dinsi menjadi narasumber di lantai 2. Sedangkan acara lainnya di lantai 4.
Sambil menunggu acara dimulai, seorang pemuda masjid menyampaikan keluhan tentang adanya orang tua yang menghambat anak remaja untuk memakmurkan masjid. Orang tua yang kolot itu terlalu membatasi anak remaja untuk beraktivitas di masjid, akibatnya teman-teman tidak mau mengaktifkan diri. Bagaimana tanggapan ustadz? Jawab saya:
- Sebagai anak remaja, tunjukkan penghormatan kepada orang tua di masjid, mintalah nasihat mereka tentang bagaimana sebaiknya aktivitas remaja masjid.
- Orang tua sebenarnya membutuhkan remaja untuk memakmurkan masjid, karena itu jalin kerjasama yang baik.
- Andai orang tua tetap menghambat remaja, dibutuhkan remaja yang istiqamah untuk memakmurkan masjid, yang berhak memakmurkan masjid bukan hanya yang tua, tapi juga yang muda, bahkan anak-anak kecil. Terus saja aktif di masjid, kalau masjid dikunci, sekarang kan ada kunci gandaan, bisa juga aktivitas di serambi masjid, bahkan di halamannya yang tidak dikunci.
- Kembangkan aktivitas remaja masjid menjadi dua bagian. Program wajib seperti pengajian yang semua anggota wajib ikut, dan program pilihan untuk mengembangkan bakat, minat atau program ketrampilan dalam banyak aspek.
Penulis: Ustaz Drs. H. Ahmad Yani
Penulis 7 Buku Manajemen Masjid
Ketua Departemen Dakwah, Ukhuwwah, dan Sumber Daya Keummatan Pimpinan Ousat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI).