DMI.OR.ID, JAKARTA – Salah satu keunggulan Masjid al-Ikhlash yang berlokasi di Jalan Jati Padang Raya, RT 04, RW 03, Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan (Jaksel), ialah dalam aspek idarah atau tata kelola administrasi dan keuangan masjid.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Program dan ISO Masjid al-Ikhlash, Ustaz Ir. H. Rahadi Mulyanto, yang juga Wakil Sekretaris Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Jakarta Selatan (Jaksel), menyatakan hal itu pada Jumat (28/7), seperti dikutip dari laman www.republika.co.id.
“Keunggulan di bidang Idarah ini menjadikan Masjid al-Ikhlash mampu meraih sertifikat internasional versi terbaru dari International Organization for Standardization (ISO), yakni ISO 9001:2015, pada Ahad (27/7) di Jakarta. Sertifikat internasional ini merupakan peningkatan darsi sertifikat sebelumnya, yakni ISO 9001:2008,” tutur Ustaz Rahadi pada Jumat (28/7).
Bagi pengurus Masjid Al-Ikhlas, lanjutnya, sertifikasi ISO 9001:2015 lebih menarik karena ada salah satu syarat yang mewajibkan penyusunan program masjid berdasarkan konteks masyarakat dimana organisasi itu berdiri. “Dari situ, pengurus Masjid Al-Ikhlas dapat melihat apakah program itu sesuai dengan isu-isu terhangat di masyarakat atau tidak,” imbuhnya.
Menurutnya, ISO 9001:2015 mampu mengarahkan program organisasi agar sesuai dengan muatan lokal yang ada sehingga kegiatan-kegiatan masjid dapat berlangsung sesuai dengan kebutuhan jamaah. Hal ini benar-benar dirasakan oleh pengurus Masjid al-Ikhlash, Jati Padang.
“Dampaknya, pengurus Masjid al-Ikhlash dapat memuat peta proses organisasi sehingga deskripsi kerja, program, dan hal-hal lain dapat disusun dengan baik. Kami ingin masuk surga secara profesional, jadi memikirkan semua,” ujarnya.
Ustaz Rahadi pun mengakui kalau program antar masjid bisa berbeda-beda sesuai dengan potensi jama’ah dan masyarakat di sekitarnya. Program di Masjid A dan Masjid B bisa berbeda-beda. Lihat saja Masjid Jogokariyan di Yogyakarta yang sangat didukung oleh soliditas masyarakatnya. “Kalau hal semacam ini dijiplak mentah-mentah di Jakarta, agak berat,” paparnya.
Sertifikasi ISO 9001:2015 ini, paparnya, juga menjadi alat pemaksa bagi pengurus masjid al-Ikhlash untuk mewujudkan kesolidan organisasi. Kondisi ini berbeda dengan ISO 9001:2008 yang cenderung One Man Show oleh manajer program Masjid al-Ikhlash. “One Man Show yang diperankan manajer program dalam ISO 9001:2008 sudah tidak ada,” tegasnya.
“Kini, setiap pengurus dalam organisasi punya tanggung jawab masing-masing sehingga tugas dan fungsi lebih terdistribusi dan kerja dapat dilakukan bersama. Masjid Al-Ikhlas juga melakukan survei reguler per tiga bulan sekali. Hasil survei itu menunjukkan ada kenaikan kepuasaan jamaah dari sebelumnya 85 persen menjadi 90 persen menjelang bulan Ramadhan,” ungkapnya.
Infak jama’ah di masjid al-Ikhlash pun, lanjutnya, terus mengalami peningkatan, termasuk unit pengembangan usaha syariah dalam bentuk program-program. Karena area masjid terbatas, maka program pengembangan ekonomi dimuat dengan model lain untuk usaha mikro.
“Kami membantu menciptakan pasar di komunitas jamaah. Potensi pasar jama’ah masjid dapat terlihat bila dibuat peta potensi masjid untuk program pemberdayaan umat sehingga manfaat yang dirasakan oleh jama’ah tidak terbatas oleh tempat,” pungkasnya.
Dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID, Senin (28/7) pagi, ustaz Rahadi menyatakan bahwa sertifikat ISO 9001:2015 telah diberikan secara langsung oleh lembaga sertifikasi International Standard Certification (ISC) pada Ahad (27/7) di Masjid al-Ikhlash dalam ajang Triennal Audit and Re-Sertification.
“Alhamdulilah, lembaga ISC telah menetapkan Masjid al-Ikhlash, Jati Padang, sebagai penerima sertifikat ISO versi terbaru, yakni ISO 9001:2015, dalam proses Triennial Audit and Re-Sertification pada Ahad (27/7). Sertifikat ini diberikan langung oleh Lead Auditor ISC, Mr. Rickman J. Mather, di Masjid al-Ikhlash,” tutur Ustaz Rahadi pada Senin (28/7) pagi.
Penulis: Muhamad Ibrahim Hamdani