DMI.OR.ID, JAKARTA – Kondisi Republik Indonesia (RI) cukup stabil dan memiliki kapasitas besar. Itulah mengapa kita harus memposisikan diri sebagai negara yang bersyukur dan bebas aktif. Bebas aktif artinya mengambil tanggung jawab terbesar untuk menciptakan ketertiban dunia, terutama di Timur Tengah.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Dr. H. Abdurrahman Mohammad Fachir, menyatakan hal itu pada Senin (29/9) pagi, dalam sambutannya di acara deklarasi Indonesian Society for Organization of Islamic Cooperation (ISOIC) di Masjid Istiqlal, Jakarta.
“Seperti dikatakan Wakil Presiden (Wapres) Muhammad Jusuf Kalla, kita mesti mengambil tanggung jawab terbesar sebagai negara yang stabil dan punya kapasitas. Hal ini sejalan dengan amanat konstitusi RI: “Ikut menciptakan ketertiban dunia”. The more capacity you have, the more contribution you have to make,” tutur Wamenlu Abdurrahman Fachir.
Sebagai justifikasi hal ini, lanjutnya, adalah firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 13, yang artinya: manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk lita’arafu, yakni berinteraksi untuk menjadi masyarakat yang baik.
Ayat berikutnya, paparnya, berbunyi: inna akramakum ‘indallahi atqaakum, yang artinya bahwa: sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adala orang-orang yang paling bertaqwa diantara kamu.
“Saya mengartikan taqwa di sini yakni: orang yang paling mulia adalah orang yang paling banyak kontribusinya. Apalagi kmunitas ISOIC ini merupakan resources (sumber-sumber) yang luar biasa untuk bersinergi lebihlanjut dengan semua pihak,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia masih memliki hutang terhadap Palestina, terutama dukungan untuk dua hal, yakni Konferensi Asia Afrika (KAA) dan terbentuknya Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
“Menjadi hutang kita untuk bisa memperjuangkan Palestina sebagai negara merdeka, apalagi Indonesia adalah negara yang secaraterukur memang mendukung Palestina,” ungkapnya.
Penulis: Muhamad Ibrahim Hamdani