DMI.OR.ID, JAKARTA – Agama Islam itu sederhana. Misalnya prosesi penguburan jenazah, waktunya tidak lebih dari dua jam. Ibadah sholat Jum’at di masjid pun hanya setengah jam saja, paling lama satu jam. Itu sebabnya masjid lebih mudah dibangun daripada gereja dan rumah-rumah ibadah lainnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. (H.C.) Muhammad Jusuf Kalla, yang juga Wakil Presiden (Wapres) RI, memaparkan hal itu pada Jumat (9/2) malam, saat memimpin Rapat Pleno Pengurus Harian PP DMI di Kantor Wapres RI, Jakarta.
“Dalam suatu acara bersama para pendeta, ada yang bertanya, mengapa gereja sulit dibangun? Sedangkan masjid mudah dibangun dan banyak jumlahnya. Saya jawab, masjid lebih mudah dibangun daripada gereja karena agama Islam itu sederhana. Ibadah sholat Jumat saja hanya sekitar 30 menit, paling lama satu jam,” tutur Wapres Kalla.
Selain itu, lanjutnya, waktu sholat Jumat hanya sekitar 30 menit, dan tidak bisa ditunda seperti kebaktian di gereja yang bisa sampai beberapa sesi, dari pagi hingga malam. “Apalagi hari Jumat itu masuk kerja sehingga wajar kalau masjid ada di kantor, sekolah, dan mall,” paparnya.
Menurut Wapres Kalla, ibadah kebaktian di gereja berlangsung pada hari Minggu, saat libur kerja, dan waktu ibadahnya panjang. Jadi wajar jika jumlah gereja lebih sedikit daripada masjid. “Apalagi kalau berbeda aliran tidak bisa kebaktian di gereja yang sama,” ungkapnya.
Kondisi ini, ucapnya, berbeda dengan masjid dimana ummat Islam dengan madzhab (aliran fiqih) apa pun bisa sholat berjama’ah di masjid yang sama pada waktu yang sama. Masjid-masjid di Indonesia juga banyak yang melahirkan pesantren-pesantren besar sebagai pusat pendidikan ummat.
“Saat ini, terdapat lebih dari 800 ribu masjid dan musholla di Indonesia, termasuk sekolah-sekolah dan kantor-kantor yang mendirikan masjid karena perubahan hari kerja, dari hari Jumat yang awalnya libur menjadi hari masuk kerja,” jelasnya.
Dalam rapat pleno ini, Wapres Kalla juga mengecek kehadiran pengurus harian PP DMI satu per satu. Adapun departemen yang paling lengkap hadir pengurusnya ialah Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid PP DMI. Turut hadir Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., C.B.E. yang juga anggota Majelis Pakar PP DMI dalam rapat pleno ini.
Usai memberikan pengarahan, enam orang unsur pengurus PP DMI diberikan kesematan untuk menanggapi dan memberikan berbagai masukan, saran, dan usul kepada Wapres Kalla. Keenamnya ialah Wakil Ketua Umum PP DMI, Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Drs. H. Imam Addaruquthni, M.A., dan Ketua PP DMI, Drs. KH. Ahmad Bagdja.
TIga orang ketua PP DMI lainnya yang ikut memberikan tanggapan ialah Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, Drs. H. Andi Mappaganty, M.M., dan Prof. Dr. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes. Sedangkan pada sesi tanya jawab, sejumlah peserta rapat memberikan pertanyaan seperti Ketua Departemen Kaderisas Pemuda dan Remaja Masjid PP DMI, drg. Muhammad Arief Rosyid Hasan, M.Km.
Peserta lainnya ialah anggota Departemen Pemberdayaan EKonomi dan Kewirausahaan PP DMI, Dr. H. Daud Poliradja, dan Ketua Departemen Dakwah, Ukhuwwah, dan Sumber daya Keummatan PP DMI, Ustaz Drs. H. Ahmad Yani.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani