DMI.OR.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertekad untuk mewujudkan gerakan dan sistem ekonomi yang sesuai dengan syariah dan berlandaskan Pancasila. Sistem ekonomi ini tentu tidak sama dengan sistem ekonomi liberal maupun eknomi sosialis.
Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Pusat, DR. KH. Makruf Amin, menyatakan hal itu pada Sabtu (22/2), saat memberikan sambutan dalam pembukaan Kongres Ekonomi Umat 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Kegiatan ini mengangkat tema Arus Baru Ekonomi Indonesia dan diselenggarakan oleh Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat – MUI pada Sabtu (22/4) hingga Senin (24/4).
“Insya Allah kita akan merumuskan sebuah gagasan ekonomi yang tidak sama dengan ekonomi liberal dan ekonomi sosialis. Kita akan merumuskan sebuah ekonomi yang sesuai dengan syariah dan berlandasan Pancasila.” tutur Kyai Makruf yang juga Rais A’am Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.
Kyai Makruf pun berharap agar pemerintah sungguh-sungguh berperan aktif untuk memperkuat peran koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm), dan perbankan syariah. “Untuk membantu meningkatkan ekonomi umat pemerintah juga perlu turut membantu menguatkan Koperasi, UKM, dan Perbankan Syariah.” imbuhnya.
Menurutnya, Kongres Ekonomi Umat berupaya untuk mengkritisi penguasaan pihak tertentu atas kepemilikan modal yang menyangkut hajat hidup orang banyak. “Apalagi sistem perundang-undangan di Indonesia masih membuka seluas-luasnya partisipasi asing dalam ekonomi, tanpa ada kendali,” jelasnya.
Solusi atas masalah ini, lanjutnya, adalah penguatan lembaga keuangan syariah. “Untuk mewujudkannya, diperlukan “affirmative action policy” atau kebijakan riil yang berpihak oleh pemerintah. “Kongres ini juga bertekad membuat komisi nasional (komnas) penguatan ekonomi umat, membuat fatwa penguatan ekonomi umat, dan masih banyak lagi,” ucapnya.
Dalam peresmian ini, turut hadir Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo dengan didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja, antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Ir. H. Rudiantara, M.B.A., dan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, Dr. H. Sofyan A. Djalil, S.H., M.A., M.ALD.
Saat ini, kedua menteri itu juga mengemban amanat sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia, dan Ketua Departemen Kominfo, Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Pimpinan Pusat PP DMI.
Adapun Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI, H. Darmin Nasution, S.E., D.E.A., Ph.D., ikut berdiri di panggung utama bersama-sama dengan Kyai Makruf Amin. Keduanya bersama-sama menyaksikan pemukulan bedug oleh Presiden Joko Widodo sebagai tanda dimulainya acara Kongres Ekonomi Umat 2017.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, acara dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, kemudian diikuti lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembukaan oleh Ketua Pelaksana Kongres Ekonomi Umat (KEU), Ir. H. Lukmanul Hakim, M.Si., yang juga Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI.
Acara berlanjut dengan sambutan resmi oleh Ketua komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (PEU) MUI, H. Muhammad Azrul Tanjung, S.E., M.Si., lalu sambutan oleh Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Makruf Amin, kemudian sambutan dan pembukaan acara oleh Presiden Joko Widodo, pagelaran seni rampak bedug dari Banten, serta diakhiri dengan do’a penutup.
Selain kegiatan utama yang berlangsung di Aula Ballroom Puri Ratna, terdapat juga pameran produk halal di bidang kuliner, fashion Islami, perbankan syariah, dan properti yang telah dibina dan dikembangkan oleh Komisi Pemberdayaan EKonom Umat MUI serta dari berbagai sponsor kegiatan ini seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani