Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) secara resmi menjalin kerja sama strategis melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama. Kesepakatan ini bertujuan untuk menyinergikan program-program bidang ketenagakerjaan yang berbasis masjid, guna mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia Indonesia.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemnaker, Cris Kuntadi, dan Sekretaris Jenderal DMI, Rahmat Hidayat. Momen penting ini berlangsung dalam rangkaian acara Rapat Kerja Nasional dan Halalbihalal DMI yang mengusung tema “Sinergi Umat dan Masjid Mewujudkan Kemakmuran Bangsa”.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, dalam sambutannya menekankan perlunya transformasi peran masjid di era modern. Menurutnya, masjid tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah dan pembinaan keimanan serta ketakwaan, tetapi juga harus berevolusi menjadi episentrum pengembangan masyarakat yang produktif dan kontributif bagi kemajuan bangsa.
“Kami berharap masjid-masjid besar di seluruh Indonesia dapat memiliki pusat pelatihan vokasi yang modern,” ujar Yassierli. “Pelatihan ini hendaknya fokus pada pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan, termasuk pemanfaatan teknologi digital.”
Lebih lanjut, Yassierli menegaskan bahwa masjid harus mengambil peran aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat. “Masjid tidak hanya berbicara tentang iman dan takwa, tetapi juga harus menanamkan mindset dan kompetensi ekonomi, sehingga memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian nasional,” imbuhnya.
Tingkatkan Produktivitas, DMI Dorong Penguatan Soft Skill dan Hard Skill Berbasis Masjid
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Jenderal DMI, Rahmat Hidayat, menyambut antusias kerja sama ini. Ia meyakini bahwa masjid memiliki potensi besar untuk menjadi bagian integral dari solusi peningkatan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Rahmat menyoroti bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja nasional saat ini masih berada di bawah rata-rata negara-negara ASEAN, sehingga upaya peningkatan secara komprehensif mutlak diperlukan.
Rahmat menambahkan, kolaborasi dengan Kemnaker ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas dan kualitas program pelatihan yang diselenggarakan di masjid, baik dari aspek hard skill (keterampilan teknis) maupun soft skill (keterampilan non-teknis). “Pengembangan soft skill yang baik dan berintegritas merupakan salah satu peran krusial masjid dalam membentuk masyarakat yang berdaya saing dan mandiri,” pungkasnya.
Melalui sinergi ini, Kemnaker dan DMI berkomitmen untuk mendorong penguatan soft skill dan hard skill berbasis masjid, demi mewujudkan tenaga kerja Indonesia yang unggul dan produktif, serta berkontribusi nyata bagi kemakmuran bangsa.