Menyusul terjadinya banjir besar yang melanda berbagai kawasan di Pulau Sumatra, Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) mengeluarkan sebuah surat edaran yang meminta masjid-masjid di wilayah terdampak dimanfaatkan sebagai tempat penampungan sementara bagi warga yang terpaksa mengungsi.
Kebijakan tersebut dituangkan dalam Surat Edaran Nomor 227.C/III/SE/PP-DMI/XI/2025 yang dikeluarkan pada Kamis, 27 November 2025, bertepatan dengan 6 Jumadil Akhir 1447 H.
Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh struktur kepengurusan DMI di setiap level, organisasi otonom di bawah DMI, serta pengurus DKM dan takmir masjid maupun mushalla di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dalam dokumen ini, PP DMI menyampaikan rasa duka dan keprihatinan atas musibah banjir yang membuat ribuan warga kehilangan tempat tinggal mereka.
PP DMI mendorong agar masjid-masjid di daerah yang terkena dampak banjir segera dibuka dan disiapkan sebagai lokasi penampungan darurat bagi para pengungsi yang membutuhkan tempat berlindung. Selain menyediakan ruang aman untuk berteduh, pengurus masjid dan jamaah juga diajak untuk berpartisipasi aktif menyalurkan berbagai bentuk bantuan kemanusiaan sesuai dengan kemampuan masing-masing demi meringankan penderitaan warga terdampak.
Melalui langkah ini, DMI berharap proses penanganan darurat bencana dapat berjalan lebih cepat dan efektif, dengan memaksimalkan peran masjid—yang tersebar hingga ke tingkat akar rumput—sebagai pusat perlindungan, titik distribusi bantuan, serta wahana penguatan kepedulian dan solidaritas sosial umat.
Surat edaran tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PP DMI, DR H. M. Jusuf Kalla, bersama Sekretaris Jenderal PP DMI, H. Rahmat Hidayat, SE, MT, sebagai wujud komitmen organisasi dalam merespons situasi darurat secara sigap serta mengoptimalkan potensi umat untuk saling menolong.
Dengan adanya instruksi resmi ini, masjid-masjid di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat diharapkan dapat segera berfungsi sebagai pos-pos penampungan (shelter) yang tidak hanya memberikan rasa aman dan kenyamanan, tetapi juga menjadi pusat dukungan kemanusiaan bagi para korban banjir.

