DMINEWS, SURABAYA – Masjid Al Akbar, Surabaya, menjadi saksi bisu dari “Do’a Bersama untuk Keselamayan Bangsa” yang diikuti Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dan sekitar 30 ribu kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada Jumat (17/4) malam.
Masjid Al-Akbar atau yang sering disebut dengan Masjid Agung Surabaya itu terletak di Gang 2, Jalan Pandean No. 44A, Surabaya, Jawa Timur.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII, Aminuddin Ma’ruf, menyatakan doa bersama puluhan ribu kader PMII dengan Presiden Jokowi dan tokoh-tokoh bangsa lainnya merupakan puncak rangkaian Hari Kelahiran PMII ke-55.
“Peringatan Harlah ke-55 PMII ini bertajuk: “Pembela Bangsa Penegak Agama”, yang memberikan pesan PMII sebagai organisasi kemahasiswaan yang akan menjadi benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tutur Aminuddin pada Jum’at (17/4).
PMII, lanjutnya, juga akan terus menyebarkan nilai-nilai Islam yang ‘Rahmatan Lil Alamin’ (rahmat bagi semesta alam).
“Setelah menggelar berbagai rangkaian acara seperti donor darah, bakti sosial, tes urine, dan refleksi budaya, maka acara ditutup dengan ‘Istighatsah’ serta doa bersama untuk bangsa,” paparnya.
Aminuddin pun berharap Istighatsah dan doa bersama ini bisa membantu Indonesia untuk lepas dari berbagai permasalahan yang ada.
“Ikhtiar dan perjuangan setiap elemen bangsa untuk turut aktif membantu menyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan harus selalu diiringi dengan doa agar setiap langkah yang kita lakukan mendapatkan ridho Allah SWT,” jelasnya.
PMII juga memberikan penghargaan kepada para pendiri dan keluarga pendiri organisasi ini, kader-kader PMII yang telah mengabdi untuk bangsa, dan Ketum PMII dari masing-masing periode.
“Penghargaan yang diberikan sebagai wujud penghormatan kita kepada para pendiri dan alumni yang telah berjuang selama 55 tahun bersama PMII”.
Hingga saat ini, PMII mempunyai 228 cabang di seluruh Tanah Air. Peringatan Harlah ke-55 ini dipusatkan di Surabaya.
PMII adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang berdiri pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya dengan Ketua Umum PMII pertama, Mahbub Djunaedi.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani