DMI.OR.ID, JAKARTA – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan atau United Nations for Sustainable Development Solution Network (UN-SDSN) mengangkat Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof. Dr. H. Muhammad Siradjudin Syamsudin, MA., (Din Syamsuddin), sebagai salah seorang anggotanya.
Seperti dikutip dari laman www.republika.co.id, Prof. Din Syamsuddin merupakan salah satu dari seratusan tokoh dunia, dalam berbagai bidang, yang diangkat menjdi anggota UN-SDSN. Ia terpilih mewakili ummat Islam internasional pada Sabtu (26/8), dalam kapasitasnya sebagai Co-President of (Wakil Presiden) Religions for Peace.
Anggota UN-SDSN lainnya ada yang berasal dari akademisi, pengusaha, profesional, dan tokoh agama serta mantan pejabat. Termasuk beberapa tokoh masyarakat Indonesia yang menjadi anggota UN-SDSN, yakni mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Dr. H. Nur Hasan Wirayuda, dan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Dr. Marie Elka Pangestu.
Adapun anggota asal Indonesia lainnya ialah Cherie Nursalim yang mewakili sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Singapura. Lembaga ini dibentuk oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki-moon, untuk membantu memberi solusi terhadap penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan-Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
SDGs merupakan lanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) yang telah disahkan dalam Sidang Umum PBB pada Sabtu (25/9) hingga Ahad (27/9) nanti. PBB akan segera menerapkan SDGs ini di seluruh negara. SDGs juga memerlukan dukungan segenap sektor masyarakat.
SDSN juga berfungsi sebagai pengendali dan pemantau pelaksanaan SDGs melalui kemitraan global antar semua sektor, baik pemerintah maupun masyarakat madani. Itu sebabnya ada sejumlah Kelompok Tematis sesuai dengan 17 Agenda SDGs seperti kemiskinan, buta aksara, pengangguran, keadilan gender, dan kerusakan lingkungan.
“Saya merasa mendapat kehormatan dan bergembira dapat bergabung dengan organisasi dunia ini, serta akan memberikan pikiran terbaik bagi pembangunan dan kemanusiaan. Sebagai anggota UN-SDSN, kalangan agamawan dituntut perannya untuk memberikan perspektif etika bagi penerapan agenda-agenda SDGs,” tutur Prof. Din pada Sabtu (26/9).
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani