DMI.OR.ID, JAKARTA – Suara adzan dari sound system (akustik) di sekitar 800 hingga 900 ribu masjid di seluruh Indonesia menjadi penyambung dan pengubung Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Suara adzan tidak pernah terputus, terus bersambung mulai dari Papua ke Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, hingga ke Sumatera.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr, (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, menyatakan hal itu pada Rabu (8/7) secara virtual, seperti dikutip dari laman https://nasional.kompas.com/.
“Adzan tersambung dari Sabang sampai Merauke. Awalnya orang adzan di Papua, kemudian lanjut ke Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatera, itu tidak pernah terputus. Indonesia tersambung dengan seluruh sound system (akustik) dari 800 – 900 ribu masjid dan musholla sepanjang hari, dari Sabang sampai Merauke ,” tutur Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) ke-10 dan ke-12 itu.
Selain adzan, lanjutnya, masyarakat pun harus bisa mendengarkan ilmu dan ajakan yang bersumber dari masjid dengan jelas seperti ceramah, tabligh akbar, khutbah, dan taushiyah. “Atas dasar itu, DMI memiliki program dasar pertama untuk memperbaiki sound system masjid secara nasional,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan jemaah di masjid didominasi aktivitas mendengarkan, sekitar 80 persen, sedangkan 20 persen kegiatan lainnya ialah beribadah. Dengan demikian, DMI mulai bergerak secara nasional untuk memperbaiki sound system di masjid-masjid yang ada di Tanah Air.
“Setelah dipelajari, keliling Indonesia, saya mengambil kesimpulan dasar bahwa di masjid itu 80 persen mendengarkan, 20 persen ibadah. Baik itu mendengarkan ceramah, khutbah, tausiyah, maupun adzan,” papar H. Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat itu.
Selain itu, ungkapnya, masjid dapat menjadi pusat keilmuan dan kemajuan masyarakat, khususnya bagi pengurus dan jemaahnya. “Jadi masjid bukan sekedar tempat untuk beribadah (mahdah) kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT),” ucap H. Jusuf Kalla.
“Jadi kita datang ke masjid bukan cuma ibadah, mendengarkan khutbah, tapi bagaimana meningkatkan pengetahuan, mendorong bagaimana masjid itu dapat memajukan masyarakat, meningkatkan (kualitas) jemaahnya,” jelas H. Jusuf Kalla.
Namun tokoh perdamaian dunia yang akrab disapa Daeng Ucu itu pun menyadari bahwa 75 persen sound system atau akustik masjid di Indonesia masih berkualitas jelek, bahkan tidak bisa didengarkan oleh sebagian jemaah masjid. “75 persen sound system masjid di Indonesia jelek. Tidak bisa didengarkan,” katanya.
Dengan kualitas sound system yang bagus, harapnya, semoga masyarakat mendapat kemakmuran dari masjid. Hal ini sesuai dengan slogan DMI saat ini, Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani