DMI.OR.ID, JAKARTA – Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI telah menyelenggarakan kegiatan bertajuk Diskusi Kelompok Terpumpun: Masjid Bersejarah dan Arsitekturnya di Indonesia dalam Membangun Peradaban Bangsa pada Jumat (28/4) hingga Sabtu (29/4).
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, kegiatan ini berlangsung di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, dan menghadirkan sejumlah narasumber profesional di bidang arsitektur, sejarah, dan cagar budaya kemasjidan. Misalnya Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., dan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi.
Narasumber lainnya ialah Ketua Umum Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMBP), Dr. H. Sulastomo, M.P.H., Ketua Dewan Syura Lembaga Takmir Masjid (LTM) Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir, A.S.P., dan pakar budaya Islam dari Universitas Paramadina, Prof. Dr. H. Abdul Hadi Wiji Muthari, M.A.
Hadir juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Ibu Negeri (GIN), Dra. Hj. Titi Widoretno Warisman, bersama-sama Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud RI, H. Hilmar Farid, Ph.D., selaku narasumber dalam acara ini.
Adapun moderator dalam dua sesi pertama diskusi ini ialah Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI, Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si. Saat ini, beliau juga mengemban amanat selaku Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dan Ketua Departemen Sarana, Hukum dan Waqaf PP DMI.
Secara umum, 27 pengurus majid yang hadir sebagai peserta dalam kegiatan ini dibagi dalam empat kategori, yakni 14 masjid yang didirikan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Kepulauan Nusantara (1400 – 1773 M), dan tiga masjid yang didirikan pada masa awal kemerdekaan RI (1945 – 1960) atau era kepemimpinan Presiden Pertama RI, Ir. H. Soekarno.
Dua kategori masjid lainnya ialah lima masjid yang didirikan pada masa Pemeirntahan Presiden Kedua RI, Jenderal H. Muhammad Soeharto, (1966 – 1997 M), dan lima masjid yang didirikan di masa reformasi hingga kini.
Beberapa topik yang dibahas dalam rangkaian kegiatan ini meliputi perkembangan arsitektur, sejarah, dan cagar budaya masjid dari masa ke masa. Termasuk persentuhan masjid-masjid di Kepuauan Nusantara dengan corak dan ragam aktifitas politik dan ekonomi umat Islam, serta kebijakan penjajah asing.
Peran dan fungsi masjid sebagai tonggak peradaban ummat Islam di Kepulauan Nusantara, yang kini bertransformasi menjadi Repubik Indonesia, juga menjadi bahasan penting dalam sesi-sesi diskusi acara ini. Termasuk peresmian Tugu Kilometer Nol (0) Peradaban Islam Nusantara di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, pada Jumat (24/3).
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani