DMI.OR.ID, JAKARTA – Salah satu penyebab tumbuh suburnya radikalisme di dunia, termasuk di Indonesia, ialah masih tingginya kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin. Jadi ketimpangan ekonomi ini harus dihilangkan atau setidaknya diperkecil.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, DR. KH. Makruf Amin, menyatakan hal itu pada Sabtu (22/4), saat membuka secara resmi Kongres Ekonomi Umat 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Kongres ini mengangkat tema Arus Baru Ekonomi Indonesia dan diselenggarakan pada Sabtu (22/4) hingga Senin (24/4).
“Kesenjangan ekonomi bisa menimbulkan radikalisme, konflik ekonomi dan kesenjangan sosial. Oleh karena itu harus dihilangkan atau paling tidak diperkecil. Jika masyarakat sudah makmur, maka semua paham radikal bisa hilang dan tidak ada lagi yang merusak kesatuan dan keutuhan bangsa,” tutur Kyai Makruf pada Sabtu (22/4).
MUI, lanjutnya, telah merancang skema pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk meminimalkan potensi konflik ekonomi, radikalisme, dan kesenjangan sosial di Indonesia.
“Kami sudah merancang skemanya seperti apa. Saat ini tim sudah bekerja. Banyak yang sudah disiapkan dan dirancang skemanya,” ungkap Kyai Makruf yang juga Rais A’am Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Menurutnya, keadilan sosial baru bisa dirasakan langsung oleh masyarakat jika pemerataan ekonomi benar-benar terjadi di masyarakat. “Negara harus bisa menguasai hajat hidup orang banyak. Jangan sampai rakyat menjadi obyek penderita saja,” jelasnya.
Kyai Makruf pun berharap agar Kongres Ekonomi Umat ini dapat menciptakan tatanan sistem perekonomian nasional yang adil, merata, dan mandiri dalam mengatasi kesenjangan ekonomi.
Dalam peresmian ini, turut hadir Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo dengan didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja, antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) RI, Ir. H. Rudiantara, M.B.A., dan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, Dr. H. Sofyan A. Djalil, S.H., M.A., M.ALD.
Saat ini, kedua menteri itu juga mengemban amanat sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia, dan Ketua Departemen Kominfo, Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Pimpinan Pusat PP DMI.
Adapun Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI, H. Darmin Nasution, S.E., D.E.A., Ph.D., ikut berdiri di panggung utama bersama-sama dengan Kyai Makruf Amin. Keduanya bersama-sama menyaksikan pemukulan bedug oleh Presiden Joko Widodo sebagai tanda dimulainya acara Kongres Ekonomi Umat 2017.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, acara dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, kemudian diikuti lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembukaan oleh Ketua Pelaksana Kongres Ekonomi Umat (KEU), Ir. H. Lukmanul Hakim, M.Si., yang juga Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI.
Acara berlanjut dengan sambutan resmi oleh Ketua komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (PEU) MUI, H. Muhammad Azrul Tanjung, S.E., M.Si., lalu sambutan oleh Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Makruf Amin, kemudian sambutan dan pembukaan acara oleh Presiden Joko Widodo, pagelaran seni rampak bedug dari Banten, serta diakhiri dengan do’a penutup.
Selain kegiatan utama yang berlangsung di Aula Ballroom Puri Ratna, terdapat juga pameran produk halal di bidang kuliner, fashion Islami, perbankan syariah, dan properti yang telah dibina dan dikembangkan oleh Komisi Pemberdayaan EKonom Umat MUI serta dari berbagai sponsor kegiatan ini seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani