DMI.OR.ID, SITUBONDO – Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Jatim), telah bekerjasama dengan Kepolisian Resort (Polres) Situbondo telah menyelenggarakan kegiatan Muhibah Umat Ke 10 sejak Sabtu (25/2) hingga Ahad (26/2).
Kegiatan ini diikuti sekitar 105 orang peserta dan berlangsung di pantai utara bagian timur Kabupaten Situbondo, tepatnya di wilayah Se Macan, Pedukuhan Merak, Sidodadi, Cotek, Bindung, hingga berakhir di Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo. Lokasi Muhiibah Ke-10 ini termasuk daerah terpencil karena sulitnya akses transportasi ke sana.
Seperti dikutip dari laman https://serambimata.com/, rombongan peserta Muhibah Umat Ke 10 telah dilepas secara resmi oleh Ketua PD DMI Kabupaten Situbondo, KH. Abdullah Faqih Gufron (Gus Faqih) dan Kepala Polres Situbondo, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) H. Sigit Dany Setiyono, S.H., S.I.K., M.Sc (Eng)., pada Sabtu (25/2) pagi, sekitar Pukul 09:00 WIB.
Turut hadir dalam acara ini Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo, KH. Raden Ahmad Azaim Ibrahimi. Adapun rombongan peserta berjumlah sekitar 105 orang dan terdiri dari polisi, ulama, tokoh agama, santri, organisai pemuda Satria, dan Bantuan Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU).
Setelah upacara pelepasan, para peserta bersama-sama menuju Pantai Sidodadi di Desa Sumberwaru dengan kendaraan roda empat. Lalu berlanjut dengan penyeberangan laut selama dua jam menuju ujung timur pedukuhan Merah, Se Macan. Perjalanan ini ditempuh selama dua jam dengan menggunakan perahu.
Akhirnya seluruh rombongan peserta tiba di lokasi se Macan sekitar pukul 02.00 WIB. Kegiatan Muhibah dimulai dari daerah ini dengan menemui warga setempat secara langsung, termasuk Kyai Abdullah Faqih, Kyai Ahma Azaim, dan AKBP Sigit.
Mereka juga mengunjungi enam buah masjid yang tersebar di Dusun Merak, Sidodadi, Sopet, Bindung, dan Masjid Jami’ Ibrahimi. Masjid Jami’ Ibrahimi ini menjadi tempat penutupan Muhibah Umat Ke-10. Adapun jarak antar masjid bica mencapai puluhan kilometer, namun rombongan tetap menempuhnya dengan berjalan kaki.
Beragam kegiatan sosial dan ibadah juga menyemarakkan kegiatan ini, misalnya acara pengajian, pembinaan kemasjidan, penyuluhan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), pengobatan gratis, khitanan massal, dan penyerahan bantuan untuk masjid, serta pemberian santunan kepada kaum dhu’afa dan faqir miskin.
Kegiatan ini berakhir di masjid Jami’ Ibrahimy, Sukorejo dan ditutup secara resmi oleh KH, Raden Ahmad Azaim Ibrahimy pada Ahad (26/0, sekitar pukul 22.00 WIB, dengan dihadiri sebagian santri dan masyarakat desa Sukorejo.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani