Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed., turut hadir dan menyampaikan kata sambutan dalam prosesi Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tahun 2025 pada Sabtu (17/5/25) petang di Jakarta. Rakernas ini mengangkat tema: “Sinergi Umat dan Masjid: Menuju Kemakmuran Bangsa”.
Selain itu, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed., juga menyerahkan secara simbolis, bantuan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI kepada DMI. Bantuan itu diterima langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) DMI, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A.
Adapun papan pengumuman dalam penyerahan bantuan secara simbolis itu memuat tulisan: “Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan: Bantuan Pemerintah”.
- MoU Antara DMI dengan Kementerian ATR / BPN RI dan Kemenaker RI
Dalam acara ini, turut hadir dan memberikan kata sambutan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) / Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, H. Nusron Wahid, S.S., M.Si., serta Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI, Prof. H. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D. Bahkan Menteri ATR / Kepala BPN RI turut menandatangani langsung Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ketua Umum PP DMI, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A.
Sedangkan Menaker RI, Prof. H. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., turut menyaksikan prosesi penandatanganan MoU antara Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenaker RI, Dr. H. Cris Kuntadi, S.E., M.M., dan Sekjen PP DMI, Dr. H. Rahmat Hidayat, S.E., M.T. Prosesi ini juga disaksikan langsung oleh Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A.
- Masjid Sebagai Pusat Pendidikan dan Ekonomi Umat
Dalam sambutannya, Mendikdasmen RI, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed., membahas seputar pentingnya mengembalikan peran dan fungsi masjid sebagai pusat pendidikan dan ekonomi umat, tidak sekedar berfungsi sebagai tempat beribadah.
“Kalau kita bicara masjid, yang selama ini banyak kita sebut adalah masjid sebagai tempat ibadah. Tapi kita ingin ke depan, masjid itu kembali kepada fungsinya sebagai tempat atau pusat pendidikan dan sekarang menjadi bagian dari pusat ekonomi. Kalau kita membaca sejarah Islam, maka pendidikan Islam itu dimulainya dari masjid,” tuturnya pada Sabtu (17/5/25) petang.
Ketika Rasulullah (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam / SAW) menerima wahyu Al-Qur’an, lanjutnya, maka beliau menyampaikannya kepada para sahabat dan para sahabat itu mengajarkan wahyu yang diterima kepada sahabat yang lain.
“Sehingga masa-masa awal itu berkembang yang namanya halaqatul ilmiah atau learning circle dimana masjid sebagai pusatnya. Penguatan kembali masjid sebagai pusat pendidikan itu memang menjadi bagian dari salah satu agenda kami di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah,” jelasnya.
- Perpustakaan Berbasis Masjid
Kemudian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu pun menyetujui gagasan Pak JK, panggilan akrab Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, dan segenap pimpinan DMI, terkait pendirian perpustakaan berbasis masjid.
“Kami sempat bicara dengan Pak JK dan juga dengan Kepala Perpustakaan Nasional, untuk nanti kita ada MoU, bagaimana agar masjid-masjid itu menjadi salah satu dari pusat perpustakaan umum, karena selama ini lebih banyak perpustakaan umum itu berpusat di kelurahan atau kantor-kantor pemerintah,” tuturnya.
Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam – Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta itu pun menyampaikan hasil evaluasi dari Kemendikdasmen RI tentang pusat-pusat perpustakaan umum yang selama ini berpusat di kantor kelurahan dan kantor pemerintahan.
“Dalam evaluasi saya, itu (kantor kelurahan dan kantor pemerintah) tidak cukup maksimal dijangkau oleh masyarakat, sehingga kami sempat bicara juga dengan Pak JK waktu kami silaturrahim ke rumah beliau, untuk bagaimana agar masjid itu menjadi salah satu pusat perpustakaan umum, yang nanti kita suplai buku-bukunya dari perpustakaan,” jelasnya.
Jadi, ucap Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed., jangan sampai perpustakaan masjid ini isinya kulluhum jami’an (seluruh isinya) itu Al-Qur’an, perpustakaannya ada tapi isinya Qur’an semua dan Qur’an bi laa (dengan tanpa) tafsir, gitu, Qur’an tanpa tafsirnya, bahkan kadang-kadang bi laa tarjamah (dengan tanpa terjemahan).
“Nah itu sudah bagus ada Al-Qur’an-nya, tetapi kalau tanpa terjemah, tanpa tafsir, saya kira itu mungkin perlu kita perkuat lagi dan perlu nanti diperbanyak dengan bacaan-bacaan dimana anak-anak, yang tadi Pak JK sampaikan, belajar di masjid, mendirikan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), dan sebagainya.
Adapun buku-buku yang dibaca, ujarnya, adalah buku-buku yang memang memberikan pengayaan dan wawasan untuk mereka senantiasa belajar meningkatkan kualitas.
- Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Lebih lanjut, Mendikdasmen RI itu menguumkan bahwa kementerian yang dipimpinnya baru saja meluncurkan Program 7 Anak Indonesia Hebat. “Kebiasaan itu dimulai dari bangun pagi, beribadah, berolahraga, kemudian makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat dan tidur cepat,” tutur Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed.
“Kami ingin untuk masjid ini menjadi mitra kami dalam mendukung program tujuh kebiasaan itu, terutama adalah program yang berkaitan dengan bangun pagi dan beribadah. Generasi kita ini adalah generasi nokturnal, yang mereka itu tidur lambat dan juga bangunnya mesti lambat,” paparnya.
Kita ini (Kemendikdasmen RI), lanjutnya, ingin mengajak mereka untuk kembali kepada ajaran Islam untuk tidur cepat dan kemudian bangun cepat. “Dan kebiasaan beribadah ini juga nanti diperkuat dengan kegiatan bermasyarakat,” imbuhnya.
Saat ini, ucapnya, Kemendikdasmen RI sedang mencoba program dimana anak-anak kita ini, setelah pulang sekolah, mereka kembali bermasyarakat, kemudian berkumpul di masjid, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial.
“Kami sangat berharap dukungan Dewan Masjid Indonesia, agar program ini dapat berlangsung dengan lancar, sukses, sehingga kita kembali membangun generasi bangsa ini, dan membangun karakter yang kita mulai karakter itu dengan kebiasaan-kebiasaan yang sederhana,” jelasnya.
Menurutnya, Kemendikdasmen RI bertekad untuk membangun generasi bangsa dengan cara membangun karakter dari kebiasaan-kebiasaan yang sederhana dan mudah dilakukan. “Sehingga dapat berhasil dengan mendapat dukungan dari berbagai pihak, wa bil (secara) khusus (dukungan) dari Dewan Masjid Indonesia,” imbuhnya.
- Fasilitas Masjid di Sekolah dan Sekolah Berbasis Masjid
Lebih lanjut, Mendikdasmen RI itu juga menggagas program untuk mendirikan fasilitas ibadah berupa musholla atau masjid di sekolah-sekolah yang belum memilikinya, termasuk mendirikan sekolah atau fasilitas pendidikan berbasis masjid yang memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu.
“Salah satu hal yang saya kira, memang selama ini, sebenarnya sudah ada, tetapi belum mendapat penekanan adalah bahwa, di dalam komponen sarana prasarana pendidikan, itu salah satu yang harus ada adalah tempat ibadah. Banyak sekolah yang memiliki masjid yang mewah itu, masjid yang bagus,” jelasnya.
Namun, ungkapnya, ada juga masjid yang ‘mewah’, maksudnya mepet sawah, dan sebagiannya (sekolah) tidak memiliki (masjid). “Pak JK, seandainya jika, apabila program bapak tadi juga bisa didukung dengan ini (program Kemendikdasmen), nanti kita usahakan supaya setiap sekolah itu memiliki tempat ibadah, khususnya masjid,” imbuhnya.
Harapannya, ucapnya, mereka (pelajar) dapat melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya. Apalagi masjid di banyak tempat mejadi pusat dari universitas, seperti di negara-negara Timur Tengah. “Dan masjid di banyak tempat, saya kira Pak JK banyak keliling ke beberapa negara Muslim, itu pusat dari universitasnya adalah masjid,” ungkapnya.
“Nah, kalau kita bisa kembangkan ini bersama-sama, sarana prasarana sekolah itu adalah tempat ibadah dan dewan masjid bermitra dengan kami, insya Allah cita-cita kita membangun generasi emas itu akan dapat terwujud,” jelasnya.
- Apresiasi 83 Tahun H. Muhammad Jusuf Kalla
Selanjutnya Mendikdasmen RI, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed., pun secara khusus mengapresiasi jejak perjuangan dan riwayat hidup Bapak H. Muhammad Jusuf Kalla dalam memimpin DMI selama 13 tahun terakhir, apalagi di usia yang kini telah mencapai 83 tahun, tepatnya pada 15 Mei 2025.
“Terima kasih kepada Pak JK. Sekali lagi, selamat ulang tahun, Pak JK ini termasuk ulama dalam dua pengertian. Ulama karena memang ilmunya mendalam, Ulama yang kedua adalah usia lanjut masih aktif. Jadi beliau ini, kalau dibaca pakai hijaiyah, itu tidak 83 tapi 38 sehingga semangatnya luar biasa,” ucapnya.
Kita, lanjutnya, tentu terinspirasi dengan beliau, di saat-saat yang sangat penting, beliau tampil dan hadir memberikan solusi. “Karena itu sekali lagi, terima kasih Pak JK, sudah memberikan inspirasi kepada kita,” imbuhnya.
“Kami do’akan bapak senantiasa sehat, senantiasa panjang umur, dan tentu saja rezekinya semakin melimpah untuk memakmurkan masjid dan memakmurkan rakyat Indonesia, terima kasih,” ujarnya.
- Penandatanganan MoU Antara DMI dengan BTN
Selain itu, ada pula prosesi penandatanganan MoU antara DMI dengan PT. Bank Tabungan Negara (BTN) (Persero), Tbk. MoU itu ditandatangani oleh Waketum PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat, M.B.A., dan Senior Executive Vice President (SEVP) Digital Business PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Thomas Wahyudi.
Prosesi penandatangan MoU juga disaksikan langsung oleh SEVP Operations PT. BTN (Persero), Tbk, Alex Sofjan Noor, dan Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, serta Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Dr. H. Rahmat Hidayat, S.E., M.T. Lalu SEVP Operations PT. BTN (persero), Tbk itu pun menyampaikan kata sambutan singkat dalam acara ini, setelah prosesi penandatangan MoU.
Dalam sambutannya, SEVP Operations PT. BTN (Persero), Tbk, Alex Sofjan Noor, menyatakan bahwa ada tiga hal yang akan dilaksanakan dalam skema kerja sama antara DMI dan BTN, yakni: Pertama, digitalisasi pengelolaan keuangan masjid; Kedua, optimalisasi pengurus masjid untuk menjadi agen-agen pengelolaan keuangan masyarakat; dan Ketiga, ikhtiar memakmurkan pengurus masjid.
“Ada tiga hal yang akan kita jalankan, pertama adalah digitalisasi daripada pengelolaan keuangan masjid. Kedua, mengoptimalkan pengurus masjid untuk menjadi agen-agen daripada pengelolaan keuangan masyarakat, baik itu dalam bentuk penabungan, dalam bentuk pengambilan ataupun pemindahbukuan ke berbagai bank yang ada,” ujarnya.
Ketiga, lanjutnya, ialah kemakmuran daripada pengurus, yaitu bagimana kita menyediakan perumahan yang subsidi, baik itu scheme (skema) dengan konvensional maupun syariah.
- Upaya Memakmurkan Jama’ah Masjid
Selain itu, SEVP Operations PT. BTN (Persero), Tbk, Alex Sofjan Noor, pun berkomitmen untuk turut aktif memberdayakan pengurus masjid sehingga masyarakat di sekitar masjid pun dapat hidup makmur dan kesejahteraannya meningkat.
“Tentunya, kita akan kembangkan juga, seperti apa yang dikatakan Yang Terhormat Bapak Jusuf Kalla tadi, bagaimana pemberdayaan daripada masjid ini untuk kemakmuran sekelilingnya,” paparnya.
Contohnya, ungkapnya, kita akan, mungkin menginisiasi pendirian BMT atau Baitul Mall wat Tamwil sehingga dapat mengelola modal kerja – modal kerja yang kita (BTN) kelola untuk kemasyarakatan, untuk kemakmuran daripada masyarakat sekelilingnya.
- Serba-Serbi Pembukaan Rakernas DMI Tahun 2025
Kegiatan Rakernas DMI Tahun 2025 diawali dengan pembacaan kalam ilahi, ayat-ayat suci Al-Qur’an, oleh qari’ internasional dari Masjid Nasional Istiqlal, Ustadz H. Qadarasmadi Rasyid, S.Hum. Beliau membacakan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran Ayat 133-134, dan Surat Asy-Syura Ayat 38.
Lalu acara berlanjut dengan laporan Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Commitee / OC) Rakernas DMI Tahun 2025, Inspektur Jenderal (Irjen.) Polisi (Pol.) (Purn.) Drs. H. Mas Guntur Laupe, S.H., M.H., yang juga Ketua PP DMI.
Sebelum meyampaikan laporan kegiatan, beliau mengajak seluruh hadirin untuk mengenang jasa-jasa Ketua Dewan Pakar PP DMI, Almarhum Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol.) (Purn.) Dr. (H.C.) Drs. H. Syafruddin Kambo, M.Si. Tepatnya, dengan bersama-sama menyaksikan video rangkuman perjalanan hidup dan kiprah almarhum sewaktu mengemban amanat sebagai Wakil Ketua Umum PP DMI dan Ketua Dewan Pakar PP DMI.
Kemudian, Irjen. Pol. Purn. Drs. H. Mas Guntur Laupe pun mengajak segenap hadirin dan peserta Rakernas DMI Tahun 2025 untuk bersama-sama berdoa dan membacakan Surat Al-Fatihah untuk almarhum Komjen. Pol. Purn. Dr. (H.C.) Drs. H. Syafruddin Kambo, M.Si. Hal unik lainnya, acara ini diselenggarakan hanya tiga hari setelah milad atau hari ulang tahun Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, yang ke-83 tahun pada 15 Mei 2025.
Adapun pembacaan do’a berlangsung di sesi akhir acara pembukaan Rakernas DMI Tahun 2025, dengan dipandu oleh Ketua PP DMI, KH. Drs. Abdul Manan A. Ghani secara khidmat.
- Pemukulan Gong Rakernas dan Donasi Palestina
Setelah selesai penyampaian pidato pembukaan oleh Ketua Umum PP DMI, H. Muhammad Jusuf Kalla, acara berlanjut dengan pemukulan gong oleh beliau sebanyak lima kali dengan penuh khidmat. Dalam prosesi ini, Pak JK didampingi oleh ketiga menteri yang hadir, serta jajaran pengurus PP DMI, yakni Wakil Ketua Umum (Waketum) PP DMI, Dr. Drs. H. Imam Addaruqutni, M.Ag., Wakil Ketua Umum PP DMI, H. Rudiantara, S.Stat, M.B.A., dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Dr. H. Rahmat Hidayat, S.E., M.T.
Pemukulan gong pembukaan Rakernas ini berlangsung sebelum penyampaian kata sambutan oleh ketiga menteri yang hadir dalam acara pembukaan Rakernas DMI Tahun 2025. Kemudian, acara berlanjut dengan pengumuman penyerahan bantuan kemanusiaan dari Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah (LAZIS) Syarikat Islam untuk warga Gaza, Palestina, kepada DMI, sebesar Rp 200 juta.
“Bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina, dari LAZIS Syarikat Islam: Rp 200.000.000,” demikian tertulis di papan pengumuman penyerahan bantuan secara simbolis dari LAZIS Syarikat Islam itu.