DMI.OR.ID, DEPOK – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), DR. H. Muhammad Jusuf Kalla, yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjd Indonesia (DMI), telah membuka secara resmi kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Riset Kebencanaan Keempat Tahun 2017 pada Senin (8/5) pagi di Balairung Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Kegiatan ini akan berlangsung sejak Senin (8/5) hingga Rabu (10/5) serta diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) bekerjasama dengan Universitas Indonesia serta didukung penuh oleh Kementerian Riset, Teknologi (Kemenristek), dan Pendidikan Tinggi (Dikti) RI.
Dalam rangkaian acara ini, Wapres Jusuf Klla juga telah meresmikan acara Launching Buku Khutbah Kebencanaan yang dibuat dengan kerja sama antara DMI, BNPB, dan IABI. Buku itu berjudul Bunga Rampai Khutbah Kebencanaan Pengurangan Resiko Bencana. Dalam prosesi ini, Wapres Jusuf Kalla didampingi oleh Rektor UI, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Anis, M.Met.
Turut hadir sejumlah pengurus PP DMI, yakni Wakil Ketua Umum PP DMI, Drs. KH. Masdar Farid Masudi, M.Si., Ketua PP DMI, Drs. H. Andi Mappaganty, M.M., dan Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, Sekretaris Jenderal PP DMI, Drs. H. Imam Addaruquthni, M.A., dan Sekretaris PP DMI, Ir. H. Ifan Haryanto, M.Sc., Ph.D.
Hadir juga Bendahara PP DMI, H Syaifuddin Nawawi, S.H., dan Dra. Hj. Dian Artida, dan Sekretaris Pemberdayaan Organisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) PP DMI, Drs. H. Khusnul Khuluk, M.M., serta Ketua Departemen Pengembangan EKonomi Umat (PEU) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) PP DMI, H. Iskandar Sulaiman, S.E., M.Si.
Dalam sambutannya, Wapres Jusuf Kalla menyatakan bahwa DMI akan ikut serta secara aktif dalam sosialisasi pengurangan resiko bencana melalui pendekatan religius. “Dalam konteks ini, masjid berfungsi sebagai pusat informasi dan sosialisasi kebencanaan,” tutur Wapres Kalla pada Senin (8/5) pagi, dalam rilisnya kepada DMI.OR.ID.
“Saat waktu sholat yang berlangsung lima kali dalam sehari di masjid, kaum Muslimin dapat saling bersosialisasi dan berinteraksi terkait resiko kebencanaan yang mungkin ada di daerahnya,” papar Wapres Kalla.
Tindak lanjut dari sosialisasi dan interaksi itu, lanjutnya, ialah ummat Islam (jama’ah dan pengurus masjid) dapat memutuskan strategi-strategi yang efektif dalam pengurangan resiko bencana yang mungkin saja terjadi di daerahnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani